Sejalan dengan Sains, Begini Bentuk Bumi dalam Alquran
Sejalan dengan Sains, Begini Bentuk Bumi dalam Alquran |
Jauh sebelum ilmu astronomi berkembang seperti sekarang, Alquran secara jelas dan tersirat menyebutkan beragam fenomena alam. Salah satunya tentang bentuk bumi yang akan kita bahas dalam series khazanah gomuslim kali ini.
Tentang Bumi
Bumi adalah planet ketiga dari Matahari yang merupakan planet terpadat dan terbesar kelima dari delapan planet dalam Tata Surya. Bumi juga merupakan planet terbesar dari empat planet kebumian Tata Surya. Bumi terkadang disebut dengan dunia atau Planet Biru.
Bumi adalah tempat tinggal bagi miliaran makhluk hidup, termasuk manusia. Sumber daya mineral Bumi dan produk-produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.
Bumi Datar atau Bulat
Diantara kita mungkin masih banyak yang bertanya bagaimana bentuk bumi sesungguhnya? Hal ini mengingat munculnya ‘paham‘ atau teori “Bumi Datar” (Flat Earth, flatearth). Komunitas ini pun bahkan menggelar acara Flat Earth International Conference (FEIC) di Raleigh, Carolina Utara, Amerika Serikat pada 9-10 November 2017 lalu.
Konferensi itu mengklaim bahwa bentuk bumi adalah datar atau seperti bentuk cakram (piringan) dan bukanlah bulat seperti yang telah diakui para ilmuwan dunia. Salah satu dalil yang mereka kutip adalah bersumber dari Alquran yang menyebutkan bahwa bumi adalah bentuk 'hamparan'.
Kepercayaan “Bumi Datar” ini memperoleh popularitas dengan pernyataan bahwa semua yang kita pelajari di sekolah-sekolah bahwa bentuk bumi adalah bulat hanyalah buah dari konspirasi dan bertentangan dengan logika (penglihatan).
Namun benarkah demikian? Prof Dr Thomas Djamaludin, pakar astronomi yang menjabat kepala Lembaga Perbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa jika kita mempelajari secara lebih dalam, sesungguhnya Alquran mengandung isyarat-isyarat tentang alam semesta.
Ada yang isyarat jelas, dan ada isyarat yang samar. Dan isyarat yang samar ini relatif, bisa jadi samar bagi sebagian orang, tapi jelas bagi orang yang lain.
Sama seperti penyakit yang bagi orang awam terasa samar, tapi bagi dokter itu bukan samar tapi jelas. Seperti membaca hasil laboratorium klinik. Orang awam tidak bisa membacanya, tapi bagi dokter itu sangat jelas. Maka samar di sini berbeda-beda.
Isyarat itu dapat ditangkap dari makna-makna kata Alquran. Kata-kata mengisyaratkan sebuah makna, yang mana makna itu adalah mengisyaratkan kepada hakekat tertentu yang ada di alam nyata. Kadang makna itu tidak jelas ditangkap oleh banyak orang. Tapi jelas bagi para ulama yang mengerti Alquran.
Bentuk Bumi dalam Alquran
Contoh isyarat yang samar bagi orang awam dan jelas bagi para ulama, adalah isyarat tentang bumi bulat.
Isyarat ini ada pada surat Az Zumar ayat 5 yang berbunyi:
“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Manakah yang menunjukkan bumi itu bulat? Para ulama menegaskan bahwa kata yukawiru itu memiliki makna melilitkan, yaitu melilitkan pada suatu yang bulat. Mereka memberikan contoh berupa sorban, yaitu melilitkan sorban. Inilah isyarat bentuk bumi bulat dari ayat di atas.
Pendapat lain disampaikan ulama terkenal dari Saudi Arabia, Syaikh Utsaimin, yang mengatakan bahwa Bumi adalah bulat sesuai dengan dalil Alqur’an, realita dan ucapan ulama. Dalil Al Qur’an adalah ayat Az Zumar: 5.
Takwir adalah menjadikan sesuatu seperti bola, seperti melilitkan sorban ke kepala. Dan seperti diketahui bahwa siang dan malam terjadi secara bergiliran pada bumi. Maka sudah semestinya bentuk bumi adalah bulat. Karena jika engkau melilitkan sesuatu pada sesuatu yang lain, dan bumi dalam hal ini adalah yang dililit oleh siang dan malam, maka sudah semestinya bumi itu bulat.
Sementara dalam Tafsir Juz Amma surat Al Ghasyiyah, Syeikh Utsaimin menyatakan kata takwir artinya adalah tadwir, (makna kata tadwir artinya memutar). Kita ketahui bahwa siang dan malam adalah bergantian menyelimuti bumi. Jika keduanya diputar, maka sudah semestinya bumi bentuknya bulat.
Syekh Muhamad Amin As Syinqithi, penulis tafsir Adhwa’ul Bayan, menjelaskan ayat ini:
Takwir artinya melilitkan. Dalam bahasa arab dikenal kata: melilitkan sorban di kepala. Kemudian beliau menjelaskan asal makna kata takwir yang berarti memutar, yaitu karena mengandung makna bulat. Di antaranya adalah terjemahan kata bola dalam bahasa arab yaitu kurah:
karena asal kata كرة dalam bahasa arab adalah كورة.
Lalu As Syinqithi menukil dari Abul Husein ibnul Munadi tentang bentuk bumi : tidak ada perbedaan di antara ulama bahwa bentuk langit adalah seperti bola. Dan langit berputar bersamaan dengan bintang-bintang yang ada di dalamnya, seperti bola berputar di antara dua ujung yang tidak bergerak, yang satu di utara, dan satu lagi di selatan.
Begitu juga mereka sepakat bahwa bumi dan seluruh gerakannya baik lautan maupun daratan adalah seperti bola. Buktinya adalah matahari, bulan dan bintang-bintang, tidak terbit dan tenggelam dalam waktu yang sama di seluruh bumi, tetapi di bagian timur terbit lebih dahulu dibandingkan bumi bagian barat. Bumi yang bulat berada pada tempatnya di tengah bulatnya langit, seperti titik yang berada di dalam lingkaran.
Syekh Syinqithi melanjutkan: ini adalah nukilan ijma’ dari seorang imam yang mumpuni dalam ilmu akal maupun dalil syar’I, bahwa bumi bentuknya adalah bulat seperti bola. Dan beliau juga mengemukakan dalil yang kuat dari gerakan benda-benda langit akan hal itu.
Adapun mengenai kata “hamparan” dalam Alquran lebih menekankan penampakan dan fungsi bumi bagi kehidupan manusia. Jelas sekali bagi kita, manusia, yang ukurannya teramat mungil dibandingkan dengan bumi yang sangat luas, bahwa muka bumi ini tampak seperti hamparan.
Banyak dataran yang luas di mana sebagian kecilnya ditempati oleh gunung-gunung. Dan lebih banyak lagi lautan yang luas terhampar di depan mata kita. Dengan bentuk permukaan bumi yang demikian, maka manusia menjadi mudah menjelajahi dan tinggal di dalamnya.
Kerak bumi ibarat karpet (firasy) di atas inti bumi yang panas. Pada gambar di atas, crust adalah kerak bumi tempat manusia tinggal. Di bawah lapisan kerak bumi yang sangat tipis itu ada bara api ribuan derajat Celcius panasnya, namun kita tidak merasakan.
Itulah mengapa Allah menyatakan di dalam surat Al Baqarah (2) ayat 22 yang artinya: Yang menjadikan untukmu bumi sebagai hamparan (firasya)… Kata firasya juga berarti tikar atau dipan. Artinya bumi dihamparkan agar kita nyaman tinggal di atasnya.
Jika kita hubungkan dengan ilmu geologi, maka kita akan faham bahwa bumi yang kita tinggali ini sebenarnya adalah bola api yang amat besar yang dilapisi oleh kerak bumi setebal belasan kilometer. Kerak bumi ini sangat tipis – ribuan kali lebih tipis – dibandingkan dengan garis tengah bumi. Jadi, kerak bumi Allah ciptakan seolah-olah karpet yang terbentang di atas lelehan magma bumi dan melindungi kita dari panasnya. Inilah hikmah lain dari pemakaian kata “hamparan” (firasy) dalam Alquran mengenai sifat bumi.
Buka juga :
Post a Comment for "Sejalan dengan Sains, Begini Bentuk Bumi dalam Alquran "