Bumi Datar Dalam Kosmologi Hindu
Bumi Datar Dalam Kosmologi Hindu |
Salah satu variable yang menguatkan fakta bahwa bumi bukanlah bola yang berputar adalah penelaahan dari sudut pandang religi. Setelah sebelumnya Admin telah banyak mengupas persoalan bentuk bumi ini berdasarkan Al Qur’an dan Injil, kali ini Admin akan membahas “clue” bumi datar dalam kosmologi Hindu.
Dalam kosmologi Hindu ada ajaran yang di sebut dengan Tantra, Mantra dan Yantra. Tantra adalah ajaran yang berkaitan dengan praktik spiritual / ibadah yang bertujuan pada pembebasan kebodohan dan kelahiran kembali, Mantra adalah ajaran mengenai doa-doa suci, sedangkan Yantra adalah ajaran untuk memahami simbol/lambang aspek ketuhanan, alat-alat doa, hingga figur geometris yang menggambarkan bentuk alam.
Mandala, Ajaran Semesta Hindu
Didalam ajaran Yantra, kami menemukan ajaran Hindu mengenai alam semesta yang disebut dengan Mandala. Kata Mandala sendiri berarti “Lingkaran”, istilah ini tidak hanya dipakai dalam kosmologi Hindu, kosmologi Budha juga mengenal Mandala. So, ajaran hindu dan Budha meyakini bahwa alam semesta ini berbentuk seperti lingkaran. Dalam kosmologi Hindu india Kuno, di yakini bahwa pusat alam semesta baik secara fisik maupun spiritual ada di Gunung Meru / Meru Agung. Ini sekaligus mengartikan gunung meru sebagai medan magnetik alam, dimana seluruh tata surya berarti mengelilingi Gunung Meru.
Wikipedia menyebutkan bahwa Gunung Meru merupakan gunung suci yang dikeilingi oleh samdura semesta, dan ditambah lagi banyak kutipan yang menyebutkan bahwa matahari, bulan dan beberapa benda langit mengelilingi gunung ini. Hal ini juga diperkuat oleh kitab ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha yakni Surya Siddhanta. Kitab ini menyebutkan bahwa Gunung Meru terletak di tengah dunia tetapi tak terlihat berada disana, tepatnya diantara gunung Sumeru dan Kumeru yang masing-masing terletak dikutub utara. Matematikawan sekaligus astronom india kuno bernama Vārāha Mihira juga mengakui bahwa Gunung Meru berada di Kutub Utara , meski tidak ada Gunung disana.
Wikipedia juga menyebutkan bahwa gunung ini memiliki ketinggian hingga 1,082 juta KM. Jika Gunung itu memang real di artikan sebagai gunung secara harfiah, maka ini merupakan ukuran gunung yang amat tidak wajar mengingat Gunung real tertingi di dunia hanya setinggi 8,84 KM (Gunung Everest, Himalaya).
Dalam ajaran Mandala, langit di gambarkan berlapis-lapis, sejalan dengan penjelasan Al Qur’an (7 lapis, langit) dan Injil (The Firmament).
Korelasi Mandala dengan Pemahaman Bumi Datar
Didalam ajaran Yantra, kami menemukan ajaran Hindu mengenai alam semesta yang disebut dengan Mandala. Kata Mandala sendiri berarti “Lingkaran”, istilah ini tidak hanya dipakai dalam kosmologi Hindu, kosmologi Budha juga mengenal Mandala. So, ajaran hindu dan Budha meyakini bahwa alam semesta ini berbentuk seperti lingkaran. Dalam kosmologi Hindu india Kuno, di yakini bahwa pusat alam semesta baik secara fisik maupun spiritual ada di Gunung Meru / Meru Agung. Ini sekaligus mengartikan gunung meru sebagai medan magnetik alam, dimana seluruh tata surya berarti mengelilingi Gunung Meru.
Wikipedia menyebutkan bahwa Gunung Meru merupakan gunung suci yang dikeilingi oleh samdura semesta, dan ditambah lagi banyak kutipan yang menyebutkan bahwa matahari, bulan dan beberapa benda langit mengelilingi gunung ini. Hal ini juga diperkuat oleh kitab ilmu astronomis yang menjadi dasar perhitungan kalender Hindu dan Buddha yakni Surya Siddhanta. Kitab ini menyebutkan bahwa Gunung Meru terletak di tengah dunia tetapi tak terlihat berada disana, tepatnya diantara gunung Sumeru dan Kumeru yang masing-masing terletak dikutub utara. Matematikawan sekaligus astronom india kuno bernama Vārāha Mihira juga mengakui bahwa Gunung Meru berada di Kutub Utara , meski tidak ada Gunung disana.
Wikipedia juga menyebutkan bahwa gunung ini memiliki ketinggian hingga 1,082 juta KM. Jika Gunung itu memang real di artikan sebagai gunung secara harfiah, maka ini merupakan ukuran gunung yang amat tidak wajar mengingat Gunung real tertingi di dunia hanya setinggi 8,84 KM (Gunung Everest, Himalaya).
Dalam ajaran Mandala, langit di gambarkan berlapis-lapis, sejalan dengan penjelasan Al Qur’an (7 lapis, langit) dan Injil (The Firmament).
Korelasi Mandala dengan Pemahaman Bumi Datar
Penjelasan alam semesta pada ajaran Mandala selaras dengan apa yang di ungkap oleh para Flat Earthers. Gunung Meru bukan di artikan Gunung sesungguhnya. Gunung Meru adalah medan magnet bumi yang memiliki gelombang area hingga ke angkasa (Magnetosfer). Oleh karenanya, Mandala mengumpamakan Gunung Meru tidak terlihat dan memiliki ketinggian yang tidak wajar sebagai mana gunung biasanya. Ditambah lagi Surya Siddhanta yang menguatkan Gunung ini berada di Kutub Utara, makin menandakan bahwa Gunung yang dimaksud adalah Kutub Utara bumi.
Dalam pemahaman bumi datar matahari dan bulan mengelilingi Kutub Utara dengan orbit yang dinamis. Sama juga dengan apa yang di gambarkan Mandala, matahari dan bulan mengelilingi Gunung Meru. Ditambah lagi penggambaran langit berlapis yang juga selaras dengan keberadaan kubah langit bumi yang berlapis pada pemahaman Flat Earth.
Dari gambar semesta versi Mandala tersebut, anda juga akan menemukan tulisan Ring of Iron Mountains pada pinggiran lingkaran Mandala yang merupakan pertanda bahwa bumi ini dikelilingi bangunan alam yang tak dapat di tembus, yakni tembok es Atartika.
Dalam pemahaman bumi datar matahari dan bulan mengelilingi Kutub Utara dengan orbit yang dinamis. Sama juga dengan apa yang di gambarkan Mandala, matahari dan bulan mengelilingi Gunung Meru. Ditambah lagi penggambaran langit berlapis yang juga selaras dengan keberadaan kubah langit bumi yang berlapis pada pemahaman Flat Earth.
Dari gambar semesta versi Mandala tersebut, anda juga akan menemukan tulisan Ring of Iron Mountains pada pinggiran lingkaran Mandala yang merupakan pertanda bahwa bumi ini dikelilingi bangunan alam yang tak dapat di tembus, yakni tembok es Atartika.
Buka juga :
Post a Comment for "Bumi Datar Dalam Kosmologi Hindu"