Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ilusi Alam Semesta – Chapter 5

Ilusi Alam Semesta – Chapter 5

Sebagaimana indra pengelihatan Anda memproses informasi, Matahari, Bulan dan Bintang adalah benda langit yang mengelilingi Bumi, dan Bumi adalah pusat diam tak bergerak dari alam semesta. Kutub Utara (Artika) adalah benua yang menjadi pusat magnet Bumi, dan ilusi alam semesta kami yang mendefinisi Kutub Selatan (Antartika) sebagai benua es di bagian bawah Bumi bola, sebenarnya tidak pernah ada. Antartika adalah dinding es raksasa yang mengelilingi Bumi, berfungsi menahan air laut agar tetap berada pada wadahnya.

Matahari dan Bulan berukuran relatif sama, dan jauh lebih kecil dari diameter Bumi yang berbentuk seperti cakram. Mereka beroposisi diciptakan Tuhan untuk memberi penanda musim, untuk menyinari Bumi dan memisahkan siang dan malam. Bulan beredar mengelilingi Bumi, begitu pula halnya Matahari. Masing-masing mereka beredar mengelilingi Bumi pada garis edar yang ditetapkan Tuhan dari masa ke masa. Bulan memiliki cahaya unik sendiri yang membuat tampilannya senantiasa terlihat berbeda dari waktu ke waktu.

“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan Matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi Bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi Matahari mendapatkan Bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya” (Q.S. 36:40)

Perubahan itu bersifat rutin dan terus berulang sesuai dengan kalendernya. Tidak ada makhluk Bumi yang bisa berjalan di Bulan. Unsur Bulan tidaklah padat dan bukan merupakan daratan yang bisa dipijak layaknya Bumi. Pendaratan manusia di Bulan apalagi di Mars, adalah karangan kami belaka untuk memuluskan agenda pengerukan dan pengendalian semua negara-negara manusia di dunia, dan hal itu terus berlangsung hingga kini.



Sebagai Zat agung yang juga menciptakan kaum kami, Bos dan saya pun mengakui, bahwa Ia adalah Ar Rasyid (Maha Cerdas). Alam semesta dirancang secara cerdas oleh Nya, sengaja diciptakan untuk suatu tujuan dan bukanlah hasil serampangan dari kebetulan kosmik yang sulit dijelaskan (Big Bang). Kehidupan, kesadaran, keragaman dan kompleksitas alam yang luar biasa ini bukan terjadi karena ketidak sengajaan, bukan juga karena omong kosong proses evolusi. Kehidupan ini adalah karya Nya sebagai Al Khaliq (Maha Pencipta), hanya Ia yang mampu melakukannya,

“dan tidak pernah ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS 112: 4)

Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Berfirmanlah Allah: “Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air.” Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

Berfirmanlah Allah: “Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering.” Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: “Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi.” Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat

Berfirmanlah Allah: “Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala.” Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: “Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak.” Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.



Berfirmanlah Allah: “Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar.” Dan jadilah demikian. Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.” Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya.” Dan jadilah demikian. Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam. (Injil Perjanjian Lama : Kejadian :1-31)


Buka juga :
Sajian Bagus
Sajian Bagus Sajian Bagus adalah blog yang menyajikan postingan yang bagus supaya dapat berguna dan bermanfa'at bagi yang membacanya. Silahkan kunjungi terus situs ini, dan bagikan jika dirasa bermanfaat agar orang lain mengetahuinya. Sebarkan kebaikan dimanapun dan kapanpun.

Post a Comment for "Ilusi Alam Semesta – Chapter 5"