Sistem Perbankan Jahiliyah
Sistem Perbankan Jahiliyah |
Halo-halo kembali lagi bersama saya. Pada artikel publish-an saya sebelumnya saya udah panjang lebar menjelaskan salah satu master piece bos saya yakni ilusi uang kertas. Pada artikel ini, saya masih harus berkutat menjelaskan betapa hebatnya bos membuat sistem perbankan jahiliyah yang secara pasti akan menyengsarakan umat manusia dari waktu ke waktu hingga lintas generasi.
Saat ini hak mencetak uang telah kami genggam. Dollar AS ($) berhasil menjadi sentral mata uang hampir di seluruh dunia. Dalam transaksi valas, dollar juga menjadi pilihan terfavorit para pencari rizki spekulan (Judi dengan kemasan kekinian). Kami akui bahwa kami telah berbuat curang, kami cetak uang yang banyak tanpa back up emas. Lalu kami perkuat sistem manipulatif kami dengan kebijakan ilusi bernama Fractional Reserve Requirement (FRR). Lantas apakah FRR itu ?
Fractional Reserve Requirement
FRR adalah kebijakan yang di keluarkan oleh bank sentral kepada setiap bank yang beroperasi di wilayah otoritasnya untuk menyediakan / menyimpan sebagian kecil dana yang disetorkan nasabah sebagai cadangan. Cadangan ini nantinya berfungsi untuk dapat memenuhi “kondisi normal” permintaan dari nasabah yang ingin menarik tabungannya.
Kondisi normal ini biasanya sangat beragam di tiap wilayah operasi. Namun menurut survey kami, pasti sangatlah jauh dibawah kondisi 100%, alias sangat-sangat kecil. Oleh karenanya kami menggunakan kata “fractional” yang berarti kecil alias receh.
Langsung saya kasih contoh ya, misalnya bank sentral menetapkan besarnya FRR adalah 10%, maka jika bank punya saldo total dari nasabah senilai Rp 100,000,000, maka bank boleh mengedarkan dana senilai Rp 90,000,000 (dihutangkan ke nasabah lain, atau di pake untuk produk reksadana, dll, yang jelas semuanya riba), dan bank wajib menahan Rp 10,000,000 (10% dari Rp 100 jt) sebagai dana cadangan (antisipasi kalo nasabah menarik tabungannya dalam kondisi normal).
Bagaimana sudah jelas? Jadi, dengan aturan main FRR, bank bisa secara leluasa memutar 90% dana nasabah untuk produk pinjaman berbunga, reksadana atau yang lainnya. Secara logika, sebenarnya tidak ada yang salah jika sistem FRR di berlakukan. Namun disinilah kelihaian bos, selalu bisa melihat peluang curang dari hal yang menurut manusia adalah kebaikan.
Manusia tidak sadar, bahwa dengan FRR, bank non sentral pun jadi turut mendorong supply uang kertas baru. Singkat kata, secara tidak langsung bank non sentral juga ikut menggandakan uang alias mencetak uang. Misalnya FRR nya 10%, jika ada nasabah nabung Rp 100,000 maka bank non sentral akan berpikir uang tersebut bisa digandakan ke level maximum Rp 1,000,000. Bagaimana cara menggandakannya ? Jawabannya, melalui pemberian kredit kepada masyarakat.
Jadi uang dr nasabah yang Rp 100,000 masuk ke kas bank, kemudian bank mengkreditkan Rp 900,000 ke masyarakat lewat produk-produk jebakan seperti kartu kredit, KTA dll . Asal tau aja ya, buat manusia kartu kredit itu penolong, namun bagi kami credit card adalah jebakan, karena makin memperbanyak pelaku riba he he.
Ingat hitungan diatas adalah hitungan untuk 1 nasabah, 1 bank dan tabungan senilai Rp 100,000. Bayangkan jika ada 1,000,000 nasabah, 100 bank dan tabungan Rp 10.000.000 !! Faktor pengkali ini jelas akan mensukseskan kami, sekaligus membuat orang tidak perlu ingat pentingnya uang kertas yang di backup dengan emas.
FRR adalah kebijakan yang di keluarkan oleh bank sentral kepada setiap bank yang beroperasi di wilayah otoritasnya untuk menyediakan / menyimpan sebagian kecil dana yang disetorkan nasabah sebagai cadangan. Cadangan ini nantinya berfungsi untuk dapat memenuhi “kondisi normal” permintaan dari nasabah yang ingin menarik tabungannya.
Kondisi normal ini biasanya sangat beragam di tiap wilayah operasi. Namun menurut survey kami, pasti sangatlah jauh dibawah kondisi 100%, alias sangat-sangat kecil. Oleh karenanya kami menggunakan kata “fractional” yang berarti kecil alias receh.
Langsung saya kasih contoh ya, misalnya bank sentral menetapkan besarnya FRR adalah 10%, maka jika bank punya saldo total dari nasabah senilai Rp 100,000,000, maka bank boleh mengedarkan dana senilai Rp 90,000,000 (dihutangkan ke nasabah lain, atau di pake untuk produk reksadana, dll, yang jelas semuanya riba), dan bank wajib menahan Rp 10,000,000 (10% dari Rp 100 jt) sebagai dana cadangan (antisipasi kalo nasabah menarik tabungannya dalam kondisi normal).
Bagaimana sudah jelas? Jadi, dengan aturan main FRR, bank bisa secara leluasa memutar 90% dana nasabah untuk produk pinjaman berbunga, reksadana atau yang lainnya. Secara logika, sebenarnya tidak ada yang salah jika sistem FRR di berlakukan. Namun disinilah kelihaian bos, selalu bisa melihat peluang curang dari hal yang menurut manusia adalah kebaikan.
Manusia tidak sadar, bahwa dengan FRR, bank non sentral pun jadi turut mendorong supply uang kertas baru. Singkat kata, secara tidak langsung bank non sentral juga ikut menggandakan uang alias mencetak uang. Misalnya FRR nya 10%, jika ada nasabah nabung Rp 100,000 maka bank non sentral akan berpikir uang tersebut bisa digandakan ke level maximum Rp 1,000,000. Bagaimana cara menggandakannya ? Jawabannya, melalui pemberian kredit kepada masyarakat.
Jadi uang dr nasabah yang Rp 100,000 masuk ke kas bank, kemudian bank mengkreditkan Rp 900,000 ke masyarakat lewat produk-produk jebakan seperti kartu kredit, KTA dll . Asal tau aja ya, buat manusia kartu kredit itu penolong, namun bagi kami credit card adalah jebakan, karena makin memperbanyak pelaku riba he he.
Ingat hitungan diatas adalah hitungan untuk 1 nasabah, 1 bank dan tabungan senilai Rp 100,000. Bayangkan jika ada 1,000,000 nasabah, 100 bank dan tabungan Rp 10.000.000 !! Faktor pengkali ini jelas akan mensukseskan kami, sekaligus membuat orang tidak perlu ingat pentingnya uang kertas yang di backup dengan emas.
The 3 Satanic Financial Pillars
Lahirnya uang elektronik jelas akan menambah kesuksesan kami dalam menyengsarakan manusia. Bos kami menyebut perpaduan uang kertas, FRR dan bunga pinjaman (interest) sebagai The 3 Satanic Financial Pillars. Inflasi pasti adanya, kami bisa mengatur kapan hal itu terjadi, dan yang jelas pasti mencekik dan menyengsarakan umat manusia. Dengan 3 sistem kami ini, pasti akan ada manusia yang tergilas alias gagal bayar. Hukum rimba akan jadi berlaku di kehidupan manusia.
Rencana Bos memang brilliant, terbelitnya anak-anak Adam dengan hutang memuluskan jalan kami (para setan) menghasut manusia untuk berbuat dosa setiap saat. Manusia akan saling curiga, saling bermusuhan. Kami senang bila silahturahmi manusia terputus, semakin individual, semakin mudah kami goda nafsunya. Jika akhirnya konflik berujung pada maut, itulah salah satu variable kemenangan kami.
Ini lah bukti bahwa himbauan Nabi Muhammad mengenai agar tidak mudah berhutang, tidak lagi di indahkan. Manusia mudah tergiur dengan promo-promo dan DP rendah untuk memuaskan keinginannya. Mati syahid pun akan gagal gegara hutang yang belum di bayar, ha ha ha. Dosanya kepada Allah di ampuni, tapi dosa hutangnya kepada manusia tidak di ampuni.
Lahirnya uang elektronik jelas akan menambah kesuksesan kami dalam menyengsarakan manusia. Bos kami menyebut perpaduan uang kertas, FRR dan bunga pinjaman (interest) sebagai The 3 Satanic Financial Pillars. Inflasi pasti adanya, kami bisa mengatur kapan hal itu terjadi, dan yang jelas pasti mencekik dan menyengsarakan umat manusia. Dengan 3 sistem kami ini, pasti akan ada manusia yang tergilas alias gagal bayar. Hukum rimba akan jadi berlaku di kehidupan manusia.
Rencana Bos memang brilliant, terbelitnya anak-anak Adam dengan hutang memuluskan jalan kami (para setan) menghasut manusia untuk berbuat dosa setiap saat. Manusia akan saling curiga, saling bermusuhan. Kami senang bila silahturahmi manusia terputus, semakin individual, semakin mudah kami goda nafsunya. Jika akhirnya konflik berujung pada maut, itulah salah satu variable kemenangan kami.
Ini lah bukti bahwa himbauan Nabi Muhammad mengenai agar tidak mudah berhutang, tidak lagi di indahkan. Manusia mudah tergiur dengan promo-promo dan DP rendah untuk memuaskan keinginannya. Mati syahid pun akan gagal gegara hutang yang belum di bayar, ha ha ha. Dosanya kepada Allah di ampuni, tapi dosa hutangnya kepada manusia tidak di ampuni.
Buka juga :
Post a Comment for "Sistem Perbankan Jahiliyah"