Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ilusi Alam Semesta – Chapter 2

Ilusi Alam Semesta – Chapter 2

Tuhan mereka sudah menekankan secara tersirat maupun tersurat, bahwa tidak ada alam semesta lain selain langit dan Bumi! Tidak ada Galaksi! Termasuk planet-planet yang duta kami karang hanya untuk mendukung bentuk Bumi yang seperti bola, berotasi dan ber-revolusi terhadap Matahari.

Bumi sebenarnya bukanlah planet, Bumi adalah pusat alam semesta itu sendiri. Bumi dilengkapi dengan benda-benda langit sebagai “tools” untuk berbagai kebutuhan manusia, seperti menetapkan waktu ke waktu, menentukan arah dan tujuan serta berbagai keperluan manusia dalam berkehidupan dan bermasyarakat.

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) Matahari dan Bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (Q.S. 6 : 96)

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, Matahari dan Bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda -tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami(nya)” (Q.S. 16:12)

Buka lagi kitab suci Anda, silahkan Anda cari tahu “Apakah Tuhan pernah cerita mengenai Planet atau Galaksi?”. Jawabannya “Tidak Pernah” , tidak ada sekata pun, meski itu tersirat.

Tuhan bilang di atas sana cuma ada Matahari, Bulan dan Bintang. That’s All ! Kalian sendiri yang tidak pernah serius memahami tuntunan hidup kalian. Kalian belagak mengimani kitab suci, rajin membacanya, menghafal bahasa asalnya, namun tak berusaha memahami dan menegakan isinya.



Fakta sains kitab suci kami timpa dengan sains ilusi alias ilusi alam semesta buatan kami dengan dalih lebih modern, dan lebih kekinian. Padahal justru sebaliknya, Al Qur’an itu berlaku sepanjang zaman dan senantiasa terjaga kemurniannya. Selalu update dan bisa menjawab semua kebingungan manusia dari masa ke masa, termasuk urusan alam semesta.

“Sesungguhnya Kamilah yang telah menurunkan Al-Qur’an itu dan Kami pulalah yang senantiasa menjamin pemeliharaannya” (Q.S. 15:9)

Selanjutnya, kami manfaatkan ilmu dari orang-orang galau, yakni orang-orang yang tidak menyembah Tuhan namun tidak pula mengikuti kami. Sejak dahulu, sebagian dari manusia ada yang melampiaskan hasrat menyembahnya pada patung ataupun benda-benda lainnya, termasuk kepada benda langit seperti 

Matahari atau Bulan (Paganisme).

Seorang galau penyembah Matahari bernama Martianus Capella, membuat teori alam semesta dengan landasan menjadikan sesembahannya sebagai Superior alam semesta. Ia mengarang sebuah teori dengan sebutan Heliosentric, yakni sebuah teori yang menyatakan bahwa Matahari adalah benda langit yang super besar dan super jauh, serta menjadi pusat dari peredaran Bumi dan benda-benda langit lainnya.

Apa yang digadang-gadang oleh Capella jelas sesat mengingat firman Tuhan :

… Dia menundukkan malam dan siang, Matahari dan Bulan untukmu.. (Q.S. 16:12)

Menyembah selain dari pada Nya adalah syirik bin sesat. Dan Matahari dibuat untuk menjadi pendukung manusia hidup (Matahari dan Bulan ditundukan Nya untuk manusia), bukan justru manusia yang tunduk terhadap Matahari seperti yang dilakukan Capella.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, Matahari dan Bulan. Janganlah sembah Matahari maupun Bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah. (Q.S. 41:37)

Kami manfaatkan teori ini sebagai dasar penyesatan, dan kami kembangkan guna menjerumuskan manusia dari masa ke masa. Kami naikan status Matahari menjadi entitas yang paling penting dalam tata surya (pusat tata surya) sekaligus sebagai satu-satunya pemberi cahaya. Bumi kami turunkan statusnya dengan sebutan planet. Semua bintang diam juga kami sebut sebagai Matahari-maahari lain yang letaknya sangat jauh. Bulan kami turunkan statusnya menjadi hanya pemantul cahaya Matahari.



Realitanya, kami telah berhasil, karena hingga kini teori alam semesta ciptaan manusia galau ini (Heliosentric) telah masuk ke dalam kurikulum pendidikan manusia diseluruh dunia hingga menjelma menjadi keyakinan Anda. Untuk kesekian kalinya manusia ber Tuhan benar-benar tidak menghargai petunjuk Nya.

“Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu Matahari dan Bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang.” (Q.S. 14:33)

Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, Matahari dan Bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. (Q.S. 21:33)

Tuhan juga telah mengatakan, kalau Matahari dan Bulan lah yang sejatinya beredar mengelilingi Bumi tempat manusia tinggal. Kitab suci Anda sejalan dengan indera (pendengaran, pengelihatan, hati) yang Tuhan berikan untuk Anda.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (Q.S. 17 : 36)

“… dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi Bumi.” Dan jadilah demikian. Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi Bumi” (Al Kitab Perjanjian Lama : Kejadian :15-17

Secara tersirat Tuhan meminta manusia berpikir, bahwa Bulan dan Matahari sejatinya masuk kedalam kategori benda penerang yang besar. Disandingkannya kata Matahari dan Bulan kedalam penjelasan benda langit yang besar, menandakan ukuran keduanya yang tidak jauh berbeda.

Matahari sejatinya adalah pasangan Bulan, layaknya Yin dan Yang. Matahari bersifat Maskulin (sinarnya panas), sementara Bulan sifatnya Feminim (sinarnya dingin). Diciptakan berpasangan oleh Nya sebagai penyeimbang elemen hidup alam semesta.

Kedua benda langit itu memiliki cahayanya masing-masing. Bulan memang bercahaya, bukan memantulkan cahaya Matahari. Matahari dan Bulan beroposisi dan seimbang di langit serta memiliki ukuran yang relatif sama meski lebih besar Matahari.

Matahari memang lebih besar dari Bulan, namun bukan super besar, bukan 400x lebih besar dari pada Bulan, seperti yang didogmakan kepada Anda selama ini. Citra Matahari yang super besar jelas merupakan egosentris sesembahan manusia galau bernama Martianus Capella. Siasat yang jitu dan terselubung ala duta manusia kami, telah berhasil membuat petunjuk yang ada di dalam kitab suci menjadi mentah. Kejujuran indera pengelihatan Anda yang mengatakan Bulan dan Matahari berukuran sama, berhasil kami butakan dengan pengembangan penyesatan ilmu paganisme.



Siang dan malam yang menurut kitab suci terjadi karena peredaran benda langit, kami ubah dengan dogma Bumi berbentuk bola yang berotasi dengan kecepatan 1.770 km/jam, melebihi kecepatan suara pada atmosfer normal. Padahal indera Anda tidak merasakan putaran itu, dan lucunya Anda tidak pernah kembali mempertanyakannya. Kami buat suatu keadaan diantara kalian, bahwa mempertanyakan hal itu adalah bodoh, sehingga Anda akan diklaim idiot kalo masih mempertanyakan benar tidaknya paham Heliosentric.

Fakta Anda tidak merasakan kecepatan rotasi Bumi itu telah Anda hiraukan dan indra perasa Anda berhasil kami kelabui secara masif. Inilah yang kami sebut sebagai “kebohongan yang dianggap fakta, dan fakta dianggap sebagai kebohongan”. Target Bos kami membuat kebohongan alam semesta telah sukses dan terus kami lestarikan.

Bersambung di Ilusi Alam Semesta – Chapter 3


Buka juga :
Sajian Bagus
Sajian Bagus Sajian Bagus adalah blog yang menyajikan postingan yang bagus supaya dapat berguna dan bermanfa'at bagi yang membacanya. Silahkan kunjungi terus situs ini, dan bagikan jika dirasa bermanfaat agar orang lain mengetahuinya. Sebarkan kebaikan dimanapun dan kapanpun.

Post a Comment for "Ilusi Alam Semesta – Chapter 2"