Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Polaris, Tanda Bumi Diam

Polaris, Tanda Bumi Diam

Astronomi modern berpendapat bahwa bumi ini berbentuk bola, berputar dengan kecepatan lebih dari 1.600 km/jam pada sumbunya. Bumi juga diklaim mengelilingi matahari yang super besar dan super jauh dengan kecepatan lebih dari 107.000 km/jam serta mengelilingi bima sakti dengan kecepatan yang tak bisa dibayangkan yakni 804.000 km/jam. Tidak hanya itu, seluruh isi bima sakti ini juga diklaim meroket kencang dengan kecepatan lebih dari 1.078.260.000 km/jam menembus alam semesta. Seluruh aktivitas itu memiliki kecepatan 1.079.172.600 km/jam (setara dengan kecepatan cahaya), ke banyak arah yang berbeda.

Silahkan anda bayangkan betapa fantastis-nya angka-angka itu. Ilustrasikan betapa semerawutnya alam semesta yang tak berujung ini. Pikirkan dibenak anda, bagaimana bumi yang dihuni oleh kita ini juga turut terlibat dan mengejar angka yang menyamai kecepatan cahaya tersebut!

Angka Heliosentris dan Akal Sehat

Orientasi di lapangan menunjukan, bahwa angka-angka tersebut tidaklah selaras dengan apa yang kita rasakan. Tidak ada seorangpun yang merasakan, melihat, mendengar apalagi membuktikan gerakan-gerakan tersebut. Rasa malu dan takut terlihat bodoh karena menentang kurikulum pendidikan, men-disfungsikan panca indra pemberian Tuhan yang jelas-jelas memberikan informasi bahwa bumi ini sejatinya tenang dan diam. Tak ada lagi orang mau bertanya ulang dari mana asal usul angka-angka itu dan bagaimana ke kebenaran metode pengukuran tersebut. Metode pengukuran yang dilakukan Aristarcus of Samos 2.300 tahun silam seolah sudah valid, tidak perlu ditinjau ulang meski diera sekarang teknologi sudah jauh lebih maju.



Angka-angka dan mekanisme alam semesta rumit itu telah mendogma dan menjelma menjadi kepercayaan, dan mengalahkan firman Tuhan (Kitab Suci). Bahkan sebagian besar orang-orang yang dianggap sebagai ahli tafsir dan mengerti agama, justru mencoba menyelaraskan firman Tuhan dengan mekanisme alam semesta besutan manusia penyembah dewa matahari yang bernama Martianus Capella (Heliosentris). Sungguh ironis, membesarkan nama Tuhan namun menjunjung tinggi ilmu manusia Musyrik. 

Menurut Phytagoras (2.400 thn silam) yang juga seorang penganut paganisme, bahwa alasan mereka meyakini mekanisme Heliosentris adalah karena unsur api lebih mulia dari tanah. Kondisi ini sama persis seperti protes iblis yang menolak tunduk terhadap Nabi Adam As. Iblis merasa lebih mulia dengan mengatakan,

“… Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah, ” (QS 38: 71)

Maka dari itu dibuatlah asumsi bahwa bumi-lah yang harusnya menyembah/mengikuti/mengelilingi matahari yang super besar, super jauh dan diam.

Lantas apa donk yang menjadi dasar mekanisme alam Heliosentris ini dianggap modern? Ilmuan Global seperti Copernicus dan Galileo sejatinya tidak pernah mengungkap hal baru dan hanya meneruskan apa yang Capella dan para kaum pagan kuno cetuskan. Bahkan Galileo gagal membuktikan Stellar Parallax.

Polaris / Bintang Utara

Polaris (Bitang Utara / Bintang Kutub) adalah bintang yang ditetapkan Tuhan untuk berposisi tepat berada di atas bagian tengah bumi (Artik). Pada saat kompas belum ditemukan, bintang ini memiliki peran sentral dan penting untuk menunjukan arah para penjelajah.

“Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut, Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui ”(QS 6:97)



Sedemikian pentingnya fungsi Polaris sebagai penunjuk arah, hingga Polaris bisa terlihat dibelahan bumi manapun. Para penggelut Astrophotography telah membuktikan melalui metode Time Laps, bahwa Jejak Bintang (Star Trail) dapat terlihat, hingga bisa disimpulkan bahwa Polaris adalah satu-satunya bintang yang tak bergerak.

Silahkan anda pikirkan, apakah mungkin Polaris yang terlihat diam dan tanpa jejak itu secara sempurna menjiplak seluruh gerakan bumi yang bergoyang, berputar, melaju kencang menuju arah yang sama, menembus alam semesta tepat pada kecepatan 1.078.260.000 km/jam? Bayangkan Polaris harus menyamai kecepatan 804.000 km/jam mengelilingi bima sakti dan menyamai laju kecepatan beredar bumi terhadap matahari yakni 107.000 km/jam selama 365 hari! Anda yakin akal sehat anda bisa menerima itu? Jika tidak bisa, berarti bumi ini sejatinya diam sebagaimana yang dicetuskan oleh indra dan akal sehat anda setiap hari.

Jika bumi ini berbentuk globe, maka pandangan kita perlu menembus bola dunia, dengan daratan dan lautan yang transparan agar bisa melihat dan mengamati Polaris. Namun faktanya, kita tidak perlu melakukan itu untuk dapat melihat Polaris dibelahan selatan bumi, dan Polaris tetap terlihat dari jarak yang melampaui khatulistiwa, bahkan hingga sejauh garis balik selatan bumi.

Pemutar Video
00:00
00:07

Source : https://dissolve.com/video/Amazing-star-trails-timelapse-out-Great-Salt-Lake-Salt-royalty-free-stock-video-footage/001-D422-1-120

Star Trail dan Polaris merupakan pertanda dari Nya, bahwa bumi ini diam dan benda-benda langitlah yang berputar. Keberadaan pola rasi bintang yang tetap juga merupakan bantahan bumi globe dan Heliosentris, mengingat buminya diklaim oleng (Tilt) 23˚ke Utara dan ke Selatan yang harusnya membuat pola rasi bintang juga ikut berubah. Jika matahari juga berputar mengelilingi galaksi, harusnya rasi bintang juga berubah-ubah, namun kenyataannya tidak.

Well, silahkan gunakan nalar anda !!!


Buka juga :
Sajian Bagus
Sajian Bagus Sajian Bagus adalah blog yang menyajikan postingan yang bagus supaya dapat berguna dan bermanfa'at bagi yang membacanya. Silahkan kunjungi terus situs ini, dan bagikan jika dirasa bermanfaat agar orang lain mengetahuinya. Sebarkan kebaikan dimanapun dan kapanpun.

Post a Comment for "Polaris, Tanda Bumi Diam"