Mulia Dengan Ilmu Dan Harta
Mulia Dengan Ilmu Dan Harta |
KALAU TIDAK BISA MULIA DENGAN ILMU, MAKA MULIA DENGAN HARTA
Satu wasiat yang berulang kali saya sampaikan kepada para santri saya di pondok pesantren. Sengaja sering saya ulang-ulang di depan para santri agar merasuk menjadi karakter diri mereka.
"Kalau kalian di masa depan sudah tidak bisa mulia hidupnya dengan ilmu, maka pilihannya tinggal satu, kalian harus mulia dengan uang," itu wasiat saya yang sudah sangat populer di depan para santri.
Artinya bila nanti mereka telah lulus pesantren, lalu mereka tidak bisa mengangkat kehidupan mereka dengan ilmu menjadi hidup yang sukses mulia, entah sebab tidak minat atau sebab apapun juga, maka mereka hanya tinggal punya satu pilihan lagi, yakni harus konsisten untuk hidup punya uang, jadi orang kaya.
Saya memotivasi demikian karena alasan-alasan spiritual yang pernah saya tuliskan di facebook, tentang surga memang untuk orang sukses.
Dalam Al-Qur'an berulang kali hingga bolak-balik disampaikan, ayat-ayat dengan redaksi kalimat demikian,
جَزَآؤُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا ؕ رَضِىَ اللّٰهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوۡا عَنۡهُ ؕ ذٰلِكَ لِمَنۡ خَشِىَ رَبَّهٗ
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Bayyinah : 8)
Entah berapa ratus kali kalimat semacam itu diulang-ulang oleh Al-Qur'an, dimana merupakan janji Tuhan berupa surga.
Di atas saya hanya menyampaikan satu ayat saja, tetapi Anda bisa menelitinya sendiri ada berapa puluh atau berapa ratus kalimat itu diulang-ulang.
جَزَآؤُهُمۡ عِنۡدَ رَبِّهِمۡ جَنّٰتُ عَدۡنٍ تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَاۤ اَبَدًا ؕ رَضِىَ اللّٰهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوۡا عَنۡهُ ؕ ذٰلِكَ لِمَنۡ خَشِىَ رَبَّهٗ
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (Q.S. Al-Bayyinah : 8)
Entah berapa ratus kali kalimat semacam itu diulang-ulang oleh Al-Qur'an, dimana merupakan janji Tuhan berupa surga.
Di atas saya hanya menyampaikan satu ayat saja, tetapi Anda bisa menelitinya sendiri ada berapa puluh atau berapa ratus kalimat itu diulang-ulang.
Dan sebelum janji surga itu disampaikan Tuhan, selalu didahului kalimat,
الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ
"Orang-orang yang beriman dan berbuat baik (amal saleh)".
Entah menggunakan kosa kata apapun, yang jelas Tuhan menitipkan pesan bahwa surga itu hanya dua karakter; berspiritual (beriman) dan berbuat kebaikan (amal saleh).
Mengapa seseorang menjadi sukses? Tentu karena dalam hidupnya telah banyak melakukan kebaikan.
Umpama sukses menjadi ilmuwan, ia di bangku sekolah penuh kesungguhan belajarnya, bercita-cita tinggi, menempuh dengan jerih payah, bermimpi besar dan seterusnya, yang semuanya adalah bentuk amal baik hidupnya.
الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۙ
"Orang-orang yang beriman dan berbuat baik (amal saleh)".
Entah menggunakan kosa kata apapun, yang jelas Tuhan menitipkan pesan bahwa surga itu hanya dua karakter; berspiritual (beriman) dan berbuat kebaikan (amal saleh).
Mengapa seseorang menjadi sukses? Tentu karena dalam hidupnya telah banyak melakukan kebaikan.
Umpama sukses menjadi ilmuwan, ia di bangku sekolah penuh kesungguhan belajarnya, bercita-cita tinggi, menempuh dengan jerih payah, bermimpi besar dan seterusnya, yang semuanya adalah bentuk amal baik hidupnya.
Umpama sukses jadi hartawan, ia bisnis dengan jujur dan amanah, penuh kreasi dan inovasi, bertekad tinggi, bermimpi besar, dan seterusnya, yang semuanya adalah bentuk amal baik hidupnya.
Demikian pula segala karir yang mencapai kesuksesan tentu telah melampoi berbagai proses halang-rintang, jatuh-bangun, kelak-kelok, dan lain-lain, tetapi ia tetap tegar berdiri dengan komitmentnya sehingga ia sampai di titik sukses.
Demikian pula segala karir yang mencapai kesuksesan tentu telah melampoi berbagai proses halang-rintang, jatuh-bangun, kelak-kelok, dan lain-lain, tetapi ia tetap tegar berdiri dengan komitmentnya sehingga ia sampai di titik sukses.
Kalau sudah sukses, sementara alam ini adalah alam material, tentu orang sukses apapun profesinya jadi orang punya materi alias duit.
Tentu kalau soal sukses punya harta banyak itu bagi yang minat dan profesinya sebagai pengusaha, profesi lain ya tetap disebut kaya cuma duitnya tidak segede pengusaha. Buya Syafii Maarif misalkan, tidak ada yang berani bilang beliau melarat, beliau tercukupi dan terhormat mulia hidupnya sebagai orang sukses.
Tentu kalau soal sukses punya harta banyak itu bagi yang minat dan profesinya sebagai pengusaha, profesi lain ya tetap disebut kaya cuma duitnya tidak segede pengusaha. Buya Syafii Maarif misalkan, tidak ada yang berani bilang beliau melarat, beliau tercukupi dan terhormat mulia hidupnya sebagai orang sukses.
Jadi resiko orang sukses, tentu jadi punya duit karena hidup ini di alam material.
Di sini sukses jadi orang punya duit yang tercukupi, di akhirat dimasukkan surga 'Adn (Eden), asik bukan?
Sebab ini saya mendoktrin santri-santri saya hanya untuk memilih dua alternatif, tidak bisa sukses mulia karena ilmu, ya harus sukses mulia karena duit. Tidak ada alternatif lainnya lagi.
Sepuluh sahabat Nabi S.A.W yang dijamin masuk surga, mereka semuanya juga orang sukses sesuai profesi mereka masing-masing. Bahkan yang tergolong orang fakir hanya Ali bin Abi Thalib, itu pun karena pilihan beliau untuk hidup sederhana, bukan karena nasib.
Kalau 10 sahabat tersebut bukan orang sukses, mana mungkin nama mereka populer hingga kini, mana mungkin mereka dikenal dekat dengan Nabi S.A.W, mana mungkin mereka jadi orang besar dalam Islam.
Di sini sukses jadi orang punya duit yang tercukupi, di akhirat dimasukkan surga 'Adn (Eden), asik bukan?
Sebab ini saya mendoktrin santri-santri saya hanya untuk memilih dua alternatif, tidak bisa sukses mulia karena ilmu, ya harus sukses mulia karena duit. Tidak ada alternatif lainnya lagi.
Sepuluh sahabat Nabi S.A.W yang dijamin masuk surga, mereka semuanya juga orang sukses sesuai profesi mereka masing-masing. Bahkan yang tergolong orang fakir hanya Ali bin Abi Thalib, itu pun karena pilihan beliau untuk hidup sederhana, bukan karena nasib.
Kalau 10 sahabat tersebut bukan orang sukses, mana mungkin nama mereka populer hingga kini, mana mungkin mereka dikenal dekat dengan Nabi S.A.W, mana mungkin mereka jadi orang besar dalam Islam.
Nabi itu orang besar, hanya orang besar yang bisa kenal dekat. Anda bisa kenal dekat dengan Presiden Jokowi? Tidak bisa. Karena Jokowi orang besar, Anda orang awam biasa. Jadi 10 sahabat Nabi yang dijamin masuk surga, semuanya orang sukses.
Nah Anda mau masuk surga dengan jualan keterpurukan hidup, jualan konflik, bullying, fitnah, kebodohan, kefakiran, keterbelakangan, ketidaksanggupan bayar tarif listrik, ketidaksanggupan bayar pajak, kegagalan berumah tangga, dan lain sebagainya? Surga matamu!!!
Nah Anda mau masuk surga dengan jualan keterpurukan hidup, jualan konflik, bullying, fitnah, kebodohan, kefakiran, keterbelakangan, ketidaksanggupan bayar tarif listrik, ketidaksanggupan bayar pajak, kegagalan berumah tangga, dan lain sebagainya? Surga matamu!!!
Ada seorang wali besar yang hidup fakir menggembel dan distempel oleh Nabi S.A.W sebagai orang yang masyhur di langit, yang berarti ia adalah ahli surga. Orang tersebut adalah Uwais Al-Qarani.
Iya, Uwais Al-Qarani menapak jalan spiritual dengan kefakiran, tetapi jalan spiritual tersebut ia tempuh hingga sukses. Kalau tidak sukses, mana mungkin berita langitnya diterima oleh Nabi S.A.W.
Jadi Uwais Al-Qarani masuk surga tetap sebagai orang sukses dengan pilihan minatnya. Ia bukan orang gagal.
Iya, Uwais Al-Qarani menapak jalan spiritual dengan kefakiran, tetapi jalan spiritual tersebut ia tempuh hingga sukses. Kalau tidak sukses, mana mungkin berita langitnya diterima oleh Nabi S.A.W.
Jadi Uwais Al-Qarani masuk surga tetap sebagai orang sukses dengan pilihan minatnya. Ia bukan orang gagal.
Menjadi orang miskin juga bisa sukses, tetapi bagi miskin yang sabar. Sukses sebagai orang miskin adakah sukses dalam kesabaran, seperti Uwais Al-Qarani, saya tidak merekomendasikan kepada para santri, sebab buat apa keterpurukan dipilih. Tuhan saja tidak mau hidup miskin.
Lalu ciri orang sukses itu seperti apa si? Cirinya ia bisa hidup penuh kerianggembiraan karena penuh keberuntungan, seperti tercatat dalam Al-Qur'an Surah Al-Mu'minun ayat 1-5, di antaranya;
Kesatu, mereka khusyuk dalam shalatnya. Artinya mereka punya karakter menonjol dalam spiritual, entah dengan shalat, meditasi, tafakur, zikir, belajar, dan lain-lain.
Kedua, mereka berpaling dari hal yang laghwi (tidak berguna), semacam judi, narkoba, minuman keras, glamour, hedon, dan lain-lain.
Ketiga, mereka menunaikan zakat. Artinya gemar berbagi.
Keempat, mereka menjaga kemaluannya kecuali pada pasangan yang sah. No selingkuh, no "jajan wadon".
Hal di atas sama seperti yang disampaikan oleh Sunan Ampel dengan filsafat "Moh Limo".
Moh berarti tidak mau, sedangkan Limo adalah 5 perkara. Jadi “Moh Limo” adalah tidak melakukan 5 perkara yang terlarang.
Kelima ajaran Sunan Ampel itu adalah:
Nah di sini jelas ya, Maria Ozawa tidak masuk daftar populer orang sukses.
Buka juga :
Lalu ciri orang sukses itu seperti apa si? Cirinya ia bisa hidup penuh kerianggembiraan karena penuh keberuntungan, seperti tercatat dalam Al-Qur'an Surah Al-Mu'minun ayat 1-5, di antaranya;
Kesatu, mereka khusyuk dalam shalatnya. Artinya mereka punya karakter menonjol dalam spiritual, entah dengan shalat, meditasi, tafakur, zikir, belajar, dan lain-lain.
Kedua, mereka berpaling dari hal yang laghwi (tidak berguna), semacam judi, narkoba, minuman keras, glamour, hedon, dan lain-lain.
Ketiga, mereka menunaikan zakat. Artinya gemar berbagi.
Keempat, mereka menjaga kemaluannya kecuali pada pasangan yang sah. No selingkuh, no "jajan wadon".
Hal di atas sama seperti yang disampaikan oleh Sunan Ampel dengan filsafat "Moh Limo".
Moh berarti tidak mau, sedangkan Limo adalah 5 perkara. Jadi “Moh Limo” adalah tidak melakukan 5 perkara yang terlarang.
Kelima ajaran Sunan Ampel itu adalah:
- Emoh Main, artinya tidak mau main judi
- Emoh Ngumbi, artinya tidak mau minum-minuman yang memabukkan.
- Emoh Madat, artinya tidak mau mengisap candu atau ganja.
- Emoh Maling, artinya tidak mau mencuri atau kolusi.
- Emoh Madon, artinya tidak mau main perempuan yang bukan isterinya (zina).
Nah di sini jelas ya, Maria Ozawa tidak masuk daftar populer orang sukses.
Buka juga :
Post a Comment for "Mulia Dengan Ilmu Dan Harta"