Meteor Tidak Pernah Ada
Meteor Tidak Pernah Ada |
Perbedaan Meteor dan Bintang
Sebelum kita membahas lebih dalam mengenai meteor, perlu kita menyamakan pandangan bahwa meteor yang lazim kita kenal sebagai “bintang jatuh” itu, sebenarnya bukanlah bintang. Pelajaran di sekolah telah memberikan gambaran kepada kita, bahwa meteor adalah benda angkasa berupa batu yang jatuh dan masuk ke dalam atmosfir bumi. Meteor sebenarnya tidak bersinar, namun menjadi berpijar karena bergesekan dengan atmosfir dan udara sehingga menjadi panas dan terbakar.
NASA mengklaim bahwa meteor terdiri dari unsur batu, stony, karbon dan besi. Menurut NASA meteor kecil akan menguap ketika ber tubrukan dengan atmosfir bumi, namun jika meteor cukup besar, meteor itu akan mampu menabrak permukaan bumi. Di perkirakan bahwa meteor bergerak dengan kecepatan 45,000 mph atau 30 kali lebih cepat dari peluru.
Sementara itu bintang adalah benda langit yang bercahaya (bukan dari unsur batu). Jadi bintang memang punya sinar sendiri sama seperti matahari. Bintang telah menjadi bagian dari kebudayaan manusia, karena keberadaannya sangat bermanfaat. Selain menjadi hiasan langit bintang digunakan dalam praktik keagamaan, navigasi kelautan, bahkan bercocok tanam. Sampai sini paham yah bedanya meteor sama bintang!
Abad ke 19 adalah abad kejayaan dari teori evolusi. Evolusi merupakan teori yang tidak pernah di singgung dalam kitab suci. Banyak orang mempertanyakan kebenaran evolusi, diantaranya apa benar manusia itu dulunya kera? Jika memang ya, kenapa sampai saat ini kera masih ada? Pertanyaan yang lain, apakah benar nenek moyang semua binatang di era sekarang adalah Dinosaurus yang punah akibat kejatuhan meteor? Apakah Dinosaurus benar-benar ada?
Well, kami punya pendapat yang berbeda soal meteor dan kami berpendapat bahwa Meteor tidak pernah ada menyambung korelasi dengan artikel kami yang berjudul Bom Nuklir Langit 1958. Dimana jika langit tak bisa ditembus dari dalam, maka sama juga halnya dari luar bumi. Apa yang kami kemukakan bukan sekedar isapan jempol, namun dengan dasar fakta sejarah, tanda-tanda alam, kitab suci, logika berpikir yang dikomparasikan dengan pencitraan meteor sampai dengan saat ini. Hasilnya, banyak kejanggalan yang akhirnya memicu pertanyaan-pertanyaan hingga pada suatu kesimpulan bahwa keberadaan Meteor adalah Hoax.
Abad ke 19, lebih tepatnya tahun 1854 ditemukan beberapa fosil gigi tak dikenal oleh Ferdinand V. Hayden. Kemudian oleh paleontologi terkemuka Joseph Leidy gigi itu diperkirakan sebagai gigi hewan purba yakni kelas Dinosaurus (Dino) mengacu pada spekulasi pernyataan Sir Richard Owen (Kepala British Museum Natural History Department) di tahun 1842 mengenai penamaan dan spesies dari nenek moyang seluruh binatang yakni kelas “Dinosauria“.
Dimuatnya isu Dino ke publik membuat bisnis museum kembali hidup. Sang Dino berhasil merangsang antusiame publik yang sekaligus melahirkan adanya aliran dana untuk membiayai penelitian pencarian fosil Dino.
Tahun 1980 diajukanlah The asteroid collision theory (Teori Tabrakan Asteroid) oleh Walter Alvarez yang terjadi 66 juta tahun lalu sehingga memusnahkan para Dino. Ide dari teori ini di anggap kontroversial, karena menghubungkan Dino dengan Meteor sama dengan membuat Asumsi diatas Asumsi, atau membangun spekulasi diatas spekulasi dan tidak bisa dijadikan acuan fakta sejarah yang benar.
Tahun 1991 ditemukan kawah berdiameter 180 Km di sepanjang semenanjung Yukatan, Meksiko. Mereka menamakannya Chicxulub, dan mengklaim bahwa di tempat itulah meteorit yang memusnahkan sang Dino menghantam permukaan bumi.
Dari sini akhirnya para ilmuan membuat dan mengembangkan simulasi kejadian detail tabrakan asteorid, serta memprediksi pemicu tabrakan itu. Para peneliti kemudian menguji skenario tersebut dengan bukti fosil untuk menentukan apakah yang diprediksikan benar-benar terjadi.
Dari sini bisa kita simpulkan, fakta sejarah telah menunjukan bahwa semua yang diumumkan mengenai Dino dan Meteor tidak memiliki bukti kuat. Semua berupa usulan, teori, prediksi, imajenasi dan simulasi, ini lah yang disibut Science Fiction. Meneliti sesuatu dengan teori, imajenasi dan asumsi-asumsi.
Memprediksi suatu kejadian dengan bukti fosil bukanlah fakta, selain itu fosil yang ditemukan pun masih dipertanyakan karena tidak pernah ada fosil Dino yang utuh. Begitu pula dengan kawah yang disebut Chicxulub itu. Mexico bukanlah tempat baru, tempat itu sudah di huni oleh manusia selama berabad-abad, dan menjadi aneh ketika kawah itu baru ditemukan di 1991. Jadi bisa saja kawah itu buatan manusia mengingat bentuknya yang cukup rapih dan ditambah lagi kami tidak menemukan foto asli kawah tersebut. Karena yang ada hanya gambar-gambar CGI dengan accent bumi bola dan gambar peta letak kawah tersebut.
Dibagian ini kami hanya akan mengupas 2 peristiwa besar terkait dengan jatuh / melintas nya meteor di bumi. Kalo agan punya pertanyaan soal peristiwa lain, monggo di godok sendiri ya!
Ini adalah peristiwa ledakan besar yang terjadi pada tanggal 30 Juni 1908 di Krai Krasnoyarsk, Rusia. Kekuatan ledakan diperkirakan 1000 kali bom atom yang membumi hanguskan Nagasaki dan Hiroshima (1945 ). Wikipedia menyebut kejadian ini sebagai Tunguska Event dan bukan Meteor Tunguska. Mengapa ? Karena penyebab ledakan itu masih di perdebatkan hingga kini.
Wikipedia menulis bahwa ledakan ini di duga diakibatkan oleh Meteor atau Komet besar pada ketinggian 5 – 10 km. Jadi meteor tidak menyentuh tanah, melainkan meledak di udara. Jadi tidak ditemukan kawah bekas jatuh meteorit pada ledakan itu. Ingat ya gan, masih dugaan sampe sekarang!
Pertanyaanya apa benar meteor bisa meledak? Bukan kah meteor menurut NASA adalah batu angkasa? Kok meledak seperti bom atom ? Yang lebih aneh, jatuhnya meteor bisa kebetulan di tempat terpencil yang tidak ada penduduknya, sehingga tidak ada korban jiwa namun merobohkan sekitar 80 Juta pohon di area 2.150 ㎢.
namun di rahasiakan keberadaannya. Menurut info yang kami dapat, ada efek radiasi buatan manusia dari ledakan tersebut. Menurut orang pertama yang meneliti peristiwa Tunguska yakni seorang mineralogist rusia bernama Leonid Alekseyevich Kulik (1927) mengatakan, tidak ada satu pun benda fragmen meteorit di temukan dari dampak ledakan itu. So tidak terbukti bahwa meteorlah yang jatuh di Tunguska.
Pada tahun 1947 Kolonel Tentara Rusia Alexander Kazantsev meneliti dampak ledakan di Tunguska dan ia mengatakan bahwa ledakan yang terjadi di Tunguska adalah ledakan yang sama seperti ledakan bom atom sekutu yang di jatuhkan di Nagasaki dan Hiroshima.
Namun karena ia seorang penggemar fiksi ilmiah (science fiction), ia tidak mencurigai itu sebagai pecobaan senjata Nuklir dan malah membelokan hipotesa ledakan sebagai akibat pesawat ruang angkasa alien yang mendarat dan meledak saat mau mendarat di Bumi, dan untuk pendapat yang satu ini kami katakan dia ngawur ya gan … :-). Mau tau alasan kami? Silahkan baca artikel Mengungkap UFO
So, dari tanda-tanda yang ada, ledakan itu lebih logis dikatakan sebagai ledakan buatan manusia. Tidak ada fragmen meteor, tidak ada kawah tubrukan meteorit dan lebih tidak mungkin lagi UFO yang meledak. Namun daya ledak dan dampak yang sangat mirip dengan tragedi Nagasaki Hiroshima, perlu di tandai sebagai clue bahwa itu bukan meteor.
Tanggal 15 Febuari 2013 sebuah benda langit yang diperkirakan meteor mamasuki atmosfir bumi tepat diatas kota Chelyabinsk, Rusia, dan berubah menjadi bola api (meledak di langit) di ketinggian 30-50 km. Benda yang dikatakan meteor ini dianggap sebagai meteor terbesar yang pernah masuk ke atmosfir bumi sejak peristiwa Tunguska pada 1908. (Padahal peristiwa Tunguskan juga bukan disebabkan Meteor)
Lain halnya dengan pimpinan Partai Demokrat Liberal Rusia, Vladimir Zhirinovsky, ia menyatakan itu bukan meteor, melainkan “Pengujian Senjata Baru USA”.
“You’re like some primitive tribe. What meteorite? That space is a universe that has its own laws”
Meski begitu NASA (Badan Antariksa USA) sepakat dengan Rusia Roscosmos (Badan Antariksa Rusia) bahwa benda itu memanglah meteor.
Bila kembali di hubungkan dengan kekompakan USA dan Rusia membom langit di tahun 1958, maka bisa kita lihat kalau NASA dan Rusia Roscosmos adalah produk yang sama dan punya kepentingan yang sama, yakni Bisnis Luar Angkasa, yang bisa mencairkan anggaran tanpa batas dan sangat mudah di manipulasi mengingat benda angkasa seperti satelit atau ISS tidak bisa di audit keberadaan nya, karena mereka tau langit tak dapat di tembus.
So, pernyataan Perdana Mentri Rusia dan wakilnya ibarat “menebar paku kemudian menawarkan jasa tambal ban“. Pernyataan nya di buat seolah mendesak, dan negara-negara ga punya pilihan selain menjalin bisnis satellite dengan dua badan antariksa itu terkait dengan alat pendeteksi “benda alien” yang di katakan Dmitry Rogozin.Pernyataan Vladimir Zhirinovsky justru mengundang pertanyaan-pertanyaan logis terkait dengan sejarah bom langit 1958, dimana langit seyogja nya tak bisa di tembus, maka tak ada benda langit yang bisa masuk bumi. Ia bukan orang gila ataupun orang sembarangan. Zhirinovsky pernah menjadi seorangan kolonel Angkatan Darat Rusia, pendiri Partai Demokratik Liberal Rusia, anggota Mahkamah Parlementer Dewan Eropa dan pernah menjadi deputi jurubicara Duma. Jadi ia adalah orang yang pernah terlibat pemerintahan Rusia dan mengetahui rahasia-rahasia tingkat atas.
Anyway dalam video diatas terlihat bahwa benda yang di klaim meteor itu meledak di udara. Sekali lagi apa benar meteor bisa meledak ? Dalam video itu meteor tidak terlihat seperti batu luar angkasa dengan api. Namun justru terlihat seperti senjata yang di kendalikan oleh remote pengendali untuk mengatur ledakan di udara. Ada juga yang meyakini kalo itu adalah kembang api yang di lontarkan dari pesawat. Please check this Video !
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” QS Fushilat(41):12.
Dalam surat itu dikatakan, bahwa Allah menciptakan 7 langit, dan tiap lapisan langit punya fungsi yang berbeda. Bintang memang ada, dan Allah menciptakannya sebagai hiasan dan di pelihara / dijaganya bintang agar tetap dilangit dan tidak jatuh kebumi.
“Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala” QS Al-Mulk(67):5.
Dalam menafsirkan surat diatas, seorang ahli tafsir masa tabi’in, Qatadah rahimahullah, menyampaikan hadist riwayat bukhari sebagai berikut.
“Allah menciptakan bintang untuk tiga hal: Allah jadikan sebagai penghias langit, Sebagai pelempar setan, dan Sebagai tanda alam untuk petunjuk arah. Maka siapa yang menggali tentang bintang, selain tiga hal tersebut, dia keliru, menyia-nyiakan jatahnya, dan membebani diri dengan sesuatu yang sama sekali dia tidak memiliki modal ilmu tentangnya”.(HR. Bukhari dalam shahihnya secara muallaq, 4/107)
Fungsi bintang sebagai penghias langit bisa kita rasakan pada saat memandang langit, fungsi nya sebagai penunjuk arah / navigasi juga telah di gunakan oleh para pelaut sebelum ada kompas. Namun fungsi bintang sebagai pelempar setan hanya Allah lah yang bisa mendefinisikannya dengan pasti, karena setan adalah makhluk ghoib seperti ruh dalam diri kita, dan kita tidak diberitahu ilmu itu kecuali sedikit, dan itu adalah urusan Allah. Jadi arti bintang sebagai alat pelempar setan, bukanlah meteor. Karena menurut hadist diatas kita sama sekali dia tidak memiliki modal ilmu tentang hal ghaib seperti setan.
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.” QS Al-Isra(17):85
Jadi bintang memang ada, karena memang diciptakan dengan fungsi khusus dari Allah. Bintang jatuh juga ada dilangit, tapi bukan yang jatuh ke bumi yang lebih kita kenal sebagai METEOR, yakni batu hoax dari luar angkasa.
Buka juga :
Post a Comment for "Meteor Tidak Pernah Ada"