Gravitasi HOAX, Berat Jenis FAKTA
Gravitasi HOAX, Berat Jenis FAKTA |
Ini adalah artikel pendalaman mengenai gravitasi, setelah sebelumnya kami mengupas hal ini pada artikel yang berjudul Teori Gravitasi Newton Mitos atau Fakta?. Perlu rasanya kami mendetailkan kembali, mengingat kata gravitasi telah begitu familiar dan telah menjadi bagian dari kurikulum yang diajarkan kepada kita dan generasi kita hingga saat ini. Namun faktanya, gravitasi begitu rumit untuk dijelaskan, sehingga jika anda mampu memecahkan benar ada atau tidaknya gravitasi, besar kemungkinan orang lain tidak akan percaya dengan anda, dan anda akan di anggap bodoh atau gila karena berusaha mematahkan teori seorang ilmuan ternama bernama Isaac Newton. Anyway itulah yang kami lakukan dalam pembahasan di artikel ini :-p .
So, dari sekian banyak pertanyaan tentang gravitasi, mari kita mulai dengan “Bagaimana cara kerja gravitasi?” Apakah cara kerja gravitasi sama seperti cara kerja magnet, dimana magnet punya gaya tolak dan gaya tarik? FYI, cara kerja magnet menurut ilmu alam adalah, kutub utara magnet menarik kutub selatan magnet dan jika kedua kutub yang sama bertemu, maka yang terjadi adalah gaya tolak. Hal ini sesuai dengan hukum polaritas (law of polarity), dimana jika ada gaya tarik, berarti ada gaya tolak.
Jika cara kerja gravitasi sama dengan cara kerja magnet, maka jika ada gaya tarik bumi (Gravity), berarti ada gaya tolaknya (Anti Gravity). Pertanyaannya, jika memang ada gaya tolak bumi, dimana kah letaknya? Apakah ada wilayah bumi yang mebuat kita terpental seketika ketika kita melewatinya?
Perlu di ingat, bahwa magnet hanya bisa menarik benda-benda yang berbahan besi, nikel dan kobalt. Namun dalam teori gravitasi, semua benda dan mahluk hidup bisa menempel dengan bumi. Truk seberat 1 ton bisa menempel dan seolah gravitasi punya kemampuan teramat besar untuk menarik benda-benda, namun seekor burung dengan entengnya hinggap dan terbang tanpa terpengaruh gravitasi, bukan kah itu aneh?
Rahasia Teori Gravitasi Isaac Newton
Sekedar pengingat, gravitasi diperkenalkan Isaac Newton tahun 1665. Lewat legenda apel jatuh, ia merubah secara revolusioner pemahaman kita mengenai alam semesta. Lewat sebuah proposal, ia meng klaim bahwa gaya yang menarik apel ketanah adalah sama seperti gaya yang membuat bulan berputar mengeliling bumi. Namun tahukah anda bahwa Newton sendiri sebenarnya tidak pernah tahu bagaimana cara kerja gravitasi tersebut?
Ia tidak bisa menjelaskan cara kerja gravitasi seperti halnya cara magnet bekerja, karena gravitasi bisa menarik segala benda dan mahluk hidup. Unsur bagian bawah bumi adalah bebatuan, jadi batu bisa menarik air, batu menarik besi, batu menarik daging, batu menarik kayu, batu menarik plastik, batu menarik batu. Well … apa menurut anda semua itu masuk akal?
Rumus gravitasi memang ada, namun itu tidak menjelaskan bagaimana bumi bisa menarik semua benda dan mahluk di bumi yang elemenya berbeda-beda.
Ia tidak bisa menjelaskan cara kerja gravitasi seperti halnya cara magnet bekerja, karena gravitasi bisa menarik segala benda dan mahluk hidup. Unsur bagian bawah bumi adalah bebatuan, jadi batu bisa menarik air, batu menarik besi, batu menarik daging, batu menarik kayu, batu menarik plastik, batu menarik batu. Well … apa menurut anda semua itu masuk akal?
Rumus gravitasi memang ada, namun itu tidak menjelaskan bagaimana bumi bisa menarik semua benda dan mahluk di bumi yang elemenya berbeda-beda.
Pendapat Tesla mengenai Gravitasi
Berkebalikan dengan Newton, seorang ilmuan jenius bernama Nikola Tesla, justru punya pendapat berbeda soal penyebab bulan mengorbit terhadap bumi. Tidak seperti ilmuan lain, Tesla meyakini bahwa matahari tidak teramat besar (109 x bumi), dan tidak sejauh yang selama ini di dogmakan kepada kita. Matahari begitu dekat, dan berukuran lebih besar sedikit dari bulan, serta mengorbit terhadap bumi.
Tesla mengatakan bahwa matahari dan bulan bergerak secara nirkabel di medan media elektromagnetik, yakni bumi. Tesla meyakini bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta. Elektromagnetik, membantah teori gravitasi, karena satu-satunya gaya yang di butuhkan untuk melawan, adalah elektromagnetik, dan bukan lah gravitasi.
Berkebalikan dengan Newton, seorang ilmuan jenius bernama Nikola Tesla, justru punya pendapat berbeda soal penyebab bulan mengorbit terhadap bumi. Tidak seperti ilmuan lain, Tesla meyakini bahwa matahari tidak teramat besar (109 x bumi), dan tidak sejauh yang selama ini di dogmakan kepada kita. Matahari begitu dekat, dan berukuran lebih besar sedikit dari bulan, serta mengorbit terhadap bumi.
Tesla mengatakan bahwa matahari dan bulan bergerak secara nirkabel di medan media elektromagnetik, yakni bumi. Tesla meyakini bahwa bumi adalah pusat dari alam semesta. Elektromagnetik, membantah teori gravitasi, karena satu-satunya gaya yang di butuhkan untuk melawan, adalah elektromagnetik, dan bukan lah gravitasi.
“The Sun and The Moon are powered wirelessly with the electromagnetic field. This field also suspends the celestial spheres with electromagnetic levitation. Electromagnetic levitation disprove gravity, because the only force you need to counter is the electromagnetic force, not gravity”.
-Nikola Tesla-
Apa yang dijelaskan Tesla sejalan dengan fakta keberadaan elektromagnetik di dalam atom. Berdasarkan penelitian, Atom terdiri dari unsur Proton (+), Electron (-) dan Neutron (N). Proton dan Neutron ada di pusat Atom sedangkan Elektron mengelilingi inti Atom. So, bumi ibarat pusat atom, sementara bulan dan matahari punya elemen yang berbeda dengan bumi, sehingga bersifat seperti elektron, yakni mengelilingi bumi. Ini lah yang disebut elektromagnetik.
-Nikola Tesla-
Apa yang dijelaskan Tesla sejalan dengan fakta keberadaan elektromagnetik di dalam atom. Berdasarkan penelitian, Atom terdiri dari unsur Proton (+), Electron (-) dan Neutron (N). Proton dan Neutron ada di pusat Atom sedangkan Elektron mengelilingi inti Atom. So, bumi ibarat pusat atom, sementara bulan dan matahari punya elemen yang berbeda dengan bumi, sehingga bersifat seperti elektron, yakni mengelilingi bumi. Ini lah yang disebut elektromagnetik.
Berkebalikan dengan apa yang menjadi pendapat Tesla, teori Newton mengenai pergerakan bulan terhadap bumi diyakini karena adanya gravitasi bumi. Namun secara logika, bila gravitasi yang membuat bulan mengorbit,seharusnya ada titik habisnya. Bisa-bisa bulan jatuh ke bumi. :-p
Air yang menempel pada bumi yang bulat adalah suatu keanehan yang telah terlanjur kita percayai, dan tidak pernah kita pertanyakan lagi apa penyebab nya dan bagai mana cara kerjanya, sejak teori gravitasi muncul. Sebuah kata yang di ulang secara terus-menerus, meski kata itu tak ada artinya, rasanya akan jadi familiar, dan kondisi ini bisa membuat kata yang tak berarti itu tampak benar, meski sebenarnya tidak. Rasanya seperti sudah dipelajari dan mempelajari nya, padahal sebenarnya belum.
“Kebohongan yang di ulang-ulang akan membuat publik percaya”
– Adolf Hitler –
Air yang menempel pada bumi yang bulat adalah suatu keanehan yang telah terlanjur kita percayai, dan tidak pernah kita pertanyakan lagi apa penyebab nya dan bagai mana cara kerjanya, sejak teori gravitasi muncul. Sebuah kata yang di ulang secara terus-menerus, meski kata itu tak ada artinya, rasanya akan jadi familiar, dan kondisi ini bisa membuat kata yang tak berarti itu tampak benar, meski sebenarnya tidak. Rasanya seperti sudah dipelajari dan mempelajari nya, padahal sebenarnya belum.
“Kebohongan yang di ulang-ulang akan membuat publik percaya”
– Adolf Hitler –
Pendapat Einstein mengenai Gravitasi
Lain halnya dengan Einstein, ia sebenarnya tidak sejalan dengan Newton dan coba meluruskan hal itu dengan teori relativitasnya, dimana ruang dan waktu sebenarnya melengkung. Menurutnya, hal ini lah yang membuat bumi terdorong dan berputar mengelilingi matahari pada orbitnya (versi bumi bola). Begitu pula halnya yang terjadi pada bulan yang mengorbit bumi.
Namun hal ini pun tidak bisa dibuktikan secara logis di alam nyata (hanya asumsi) mengingat lengkungan ruang dan waktu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang ataupun degan alat sekalipun. Beberapa sumber mengatakan, ketika Einstein mengemukakan teori relativitas, metode yang digunakan adalah “Thought Experiment” (Experimen Pikiran), atau dalam bahasa gampangnya ber imajenasi alias fantasi, dan bukan berdasarkan penelitian yang dilakukan di lab secara ilmiah.
Kesimpulannya, cara kerja gravitasi tidak pernah bisa dijelaskan secara ilmiah sejak 250 tahun yang lalu hingga saat ini. Entah terlalu rumit atau memang hanya karangan si penemunya semata.
Menjawab “Mengapa Benda Jatuh ?”
Lain halnya dengan Einstein, ia sebenarnya tidak sejalan dengan Newton dan coba meluruskan hal itu dengan teori relativitasnya, dimana ruang dan waktu sebenarnya melengkung. Menurutnya, hal ini lah yang membuat bumi terdorong dan berputar mengelilingi matahari pada orbitnya (versi bumi bola). Begitu pula halnya yang terjadi pada bulan yang mengorbit bumi.
Namun hal ini pun tidak bisa dibuktikan secara logis di alam nyata (hanya asumsi) mengingat lengkungan ruang dan waktu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang ataupun degan alat sekalipun. Beberapa sumber mengatakan, ketika Einstein mengemukakan teori relativitas, metode yang digunakan adalah “Thought Experiment” (Experimen Pikiran), atau dalam bahasa gampangnya ber imajenasi alias fantasi, dan bukan berdasarkan penelitian yang dilakukan di lab secara ilmiah.
Kesimpulannya, cara kerja gravitasi tidak pernah bisa dijelaskan secara ilmiah sejak 250 tahun yang lalu hingga saat ini. Entah terlalu rumit atau memang hanya karangan si penemunya semata.
Menjawab “Mengapa Benda Jatuh ?”
Jawaban ini sebenarnya telah ditemukan oleh Archimedes, 2000 tahun sebelum teori gravitasi Newton muncul. Ia mengemukakan tentang teori berat jenis. Mengapa besi tenggelam di dalam air? Karena berat jenis besi lebih besar dari mediumnya (air), dan sebaliknya mengapa gabus bisa mengapung diatas air, karena berat jenis gabus lebih ringan dibandingkan berat mediumnya (air). Dan jika berat jenis benda dan mediumnya sama, maka benda terebut akan melayang.
Kita dan benda-benda di bumi memiliki berat jenis. Lantas apa yang menjadi medium kita? Jawabannya “Udara”. Mengapa kita bisa terjatuh?, karena berat jenis kita lebih besar dari pada udara sebagai medium. Begitu halnya dengan balon udara (helium), mengapa bisa terbang? karena berat jenis balon tersebut lebih ringan dari udara.
Awan bisa melayang karena berat jenisnya sama dengan udara, simple dan logis. Inilah yang menjawab mengapa gravitasi bisa menarik gajah, namun tak mampu menarik awan atau balon gas, singkat kata tidak ada gravitasi.
Jadi hal yang membuat membuat benda jatuh di bumi dan hal yang membuat bulan mengelilingi bumi jelas berbeda. Benda jatuh karena berat jenis, sedangkan peredaran matahari, bulan terhadap bumi di karenakan elektromagnetik. “Gravitasi HOAX, yang ada ialah Berat Jenis”. Konstanta gravitasi universal (9.8 m/s2) tidak berlaku untuk balon gas, awan dan semua benda lain yang masa jenisnya lebih ringan dari udara.
Demikian, semoga memberi pencerahan!
Awan bisa melayang karena berat jenisnya sama dengan udara, simple dan logis. Inilah yang menjawab mengapa gravitasi bisa menarik gajah, namun tak mampu menarik awan atau balon gas, singkat kata tidak ada gravitasi.
Jadi hal yang membuat membuat benda jatuh di bumi dan hal yang membuat bulan mengelilingi bumi jelas berbeda. Benda jatuh karena berat jenis, sedangkan peredaran matahari, bulan terhadap bumi di karenakan elektromagnetik. “Gravitasi HOAX, yang ada ialah Berat Jenis”. Konstanta gravitasi universal (9.8 m/s2) tidak berlaku untuk balon gas, awan dan semua benda lain yang masa jenisnya lebih ringan dari udara.
Demikian, semoga memberi pencerahan!
Buka juga :
Post a Comment for "Gravitasi HOAX, Berat Jenis FAKTA"