Alasan Tidak Percaya NASA – Bagian 2
Alasan Tidak Percaya NASA – Bagian 2 |
Artikel ini adalah lanjutan dari pembahasan Alasan Tidak Percaya NASA – Bagian 1. Tujuan dibuatnya rentetan alasan ini adalah untuk membukakan mata anda, bahwa lembaga antariksa yang dianggap kebanyakan orang kredible ini sebenarnya telah banyak melakukan kebohongan publik demi meraih keuntungan tanpa batas dari negara-negara sedunia. Well, mari kita lanjutkan apa lagi kah alasan tidak percaya NASA?
6. Gelembung Angkasa
Dalam video astronot NASA yang sedang melayang-layang di angkasa, sering terlihat adanya gelembung melintas. Hal ini tentunya mengundang pertanyaan, sebab telah di dogmakan kepada kita semua sejak di bangku sekolah, bahwa di luar angkasa yang berlatar belakang hitam tanpa batas itu, sejatinya tidak ada angin / udara (hampa udara). Selidik punya selidik, tersebar video latihan para astronot NASA yang melakukan simulasi melayang diangkasa di kolam renang. Mereka meng-alibikan, bahwa itu hanya latihan dan bukan dalam rangka pengambilan gambar untuk kepentingan citra astronot melayang di luar angkasa. Well, kami rasa video dibawah ini dapat memberikan pencerahan, betapa kikuknya seorang astronot ketika dirinya mendapat kan pertanyaan seputar gelembung angkasa tersebut dalam suatu dialog dengan masyarakat umum.
7. Roket yang diluncurkan selalu jatuh kembali
Seperti yang telah dicitrakan kepada anda, bahwa untuk mengirimkan para astronot /atau satellite, NASA atau badan antariksa lainnya menggunakan rocket untuk bisa keluar dari orbit bumi. Pencitraan peluncuran roket ini dibuat seheboh mungkin untuk meyakinkan masyarakat dan perusahaan pembeli satelit, bahwa para astronot atau satellite tersebut benar-benar dikirim keluar angkasa.
Rocket memang diluncurkan, namun jika anda perhatikan arahnya akan selalu melengkung hilang tak terlihat karena perspektif, hingga akhirnya pasti jatuh kembali ke permukaan bumi (jika rocket tersebut tanpa Awak). Jika rocket itu membawa awak, maka mereka akan melanjutkan penerbangan ke belahan bumi yang lain (sembunyi) dengan menggunakan kapal ulang alik, dan kembali ke negara asal mereka sesuai jadwal. Rocket harus dilengkungkan, karena jika rocket meluncur di ketinggian lebih dari 400 km, maka rocket tersebut akan menabrak kubah bumi (the firmament) dan menciptakan ledakan, serta mengungkap kebohongan peluncuran rocket tersebut.
Jika demikian, lantas kemana tujuan akhir rocket-rocket yang di luncurkan tersebut?
Sebagian besar permukaan bumi adalah lautan, dan faktanya masih banyak kordinat lautan yang belum terjamah oleh manusia. Salah satu titik kordinat lautan yang dicurigai menjadi destinasi tujuan rocket-rocket NASA tersebut adalah segitiga bermuda. Wilayah ini telah tercitra sebagai tempat angker yang penuh misteri. Menurut harian The New York Times sebanyak 50 kapal, 20 pesawat dan lebih dari 1000 orang lenyap secara misterius ketika melewati segitiga bermuda. Apakah citra angker ini sengaja dibuat untuk memastikan tetap terjaganya kebohongan mereka ?
Setelah rocket menghilang dari pandangan, maka para pembeli satellite akan disugguhkan gambar-gambar CGI, dan diberikan manual untuk merasakan manfaat satellite hoax tsb. Well simak deh video peluncuran satellite yang di beli BRI dan Telkomsel berikut ini.
Seperti yang telah dicitrakan kepada anda, bahwa untuk mengirimkan para astronot /atau satellite, NASA atau badan antariksa lainnya menggunakan rocket untuk bisa keluar dari orbit bumi. Pencitraan peluncuran roket ini dibuat seheboh mungkin untuk meyakinkan masyarakat dan perusahaan pembeli satelit, bahwa para astronot atau satellite tersebut benar-benar dikirim keluar angkasa.
Rocket memang diluncurkan, namun jika anda perhatikan arahnya akan selalu melengkung hilang tak terlihat karena perspektif, hingga akhirnya pasti jatuh kembali ke permukaan bumi (jika rocket tersebut tanpa Awak). Jika rocket itu membawa awak, maka mereka akan melanjutkan penerbangan ke belahan bumi yang lain (sembunyi) dengan menggunakan kapal ulang alik, dan kembali ke negara asal mereka sesuai jadwal. Rocket harus dilengkungkan, karena jika rocket meluncur di ketinggian lebih dari 400 km, maka rocket tersebut akan menabrak kubah bumi (the firmament) dan menciptakan ledakan, serta mengungkap kebohongan peluncuran rocket tersebut.
Jika demikian, lantas kemana tujuan akhir rocket-rocket yang di luncurkan tersebut?
Sebagian besar permukaan bumi adalah lautan, dan faktanya masih banyak kordinat lautan yang belum terjamah oleh manusia. Salah satu titik kordinat lautan yang dicurigai menjadi destinasi tujuan rocket-rocket NASA tersebut adalah segitiga bermuda. Wilayah ini telah tercitra sebagai tempat angker yang penuh misteri. Menurut harian The New York Times sebanyak 50 kapal, 20 pesawat dan lebih dari 1000 orang lenyap secara misterius ketika melewati segitiga bermuda. Apakah citra angker ini sengaja dibuat untuk memastikan tetap terjaganya kebohongan mereka ?
Setelah rocket menghilang dari pandangan, maka para pembeli satellite akan disugguhkan gambar-gambar CGI, dan diberikan manual untuk merasakan manfaat satellite hoax tsb. Well simak deh video peluncuran satellite yang di beli BRI dan Telkomsel berikut ini.
8. Misi Palsu ke Mars
Pada tanggal 26 November 2011 NASA mengklaim bahwa telah meluncurkan pesawat ruang angkasa mereka yang bermuatan Curiosity Rover (robot penjelajah seukuran mobil), dan pada tanggal 6 Agustus 2012 berhasil mendaratkan robot tersebut di Aeolis Palus, di kawah Gale, di Mars. Begitu pula dengan The European Space Exploration Programme Aurora (ESA) atau Badan Antariksa Eropa, mereka mengklaim telah berhasil melakukan perjalanan ke Mars sambil membawa robot probe (ExoMars) pada tahun 2016, namun mengalami kegagalan saat hendak mendarat dengan alasan ada permasalahan pada software yang membuat parasut pada ExoMars terlalu cepat terbuka,dan menjatuhkan robot tersebut hingga rusak. Kepada publik, ESA menyatakan akan memperbaharui software tersebut dan berencana akan melakukannya kembali di tahun 2020. Wow benarkah?
Pada tanggal 26 November 2011 NASA mengklaim bahwa telah meluncurkan pesawat ruang angkasa mereka yang bermuatan Curiosity Rover (robot penjelajah seukuran mobil), dan pada tanggal 6 Agustus 2012 berhasil mendaratkan robot tersebut di Aeolis Palus, di kawah Gale, di Mars. Begitu pula dengan The European Space Exploration Programme Aurora (ESA) atau Badan Antariksa Eropa, mereka mengklaim telah berhasil melakukan perjalanan ke Mars sambil membawa robot probe (ExoMars) pada tahun 2016, namun mengalami kegagalan saat hendak mendarat dengan alasan ada permasalahan pada software yang membuat parasut pada ExoMars terlalu cepat terbuka,dan menjatuhkan robot tersebut hingga rusak. Kepada publik, ESA menyatakan akan memperbaharui software tersebut dan berencana akan melakukannya kembali di tahun 2020. Wow benarkah?
Melalui Curiosity Rover, NASA mengklaim telah mampu mengambil beberapa gambar permukaan Mars, diantaranya adanya bebatuan dan pegunungan yang secara garis besar seluruh penampakannya mirip dengan gurun pasir yang ada di bumi. Ya mirip sekali dengan apa yang ada di bumi, sangaaaat mirip dan hmmm …. itu memang benar-benar bumi sih. LOL please check this video :
Post a Comment for "Alasan Tidak Percaya NASA – Bagian 2"